Amsal 1

Dasar Hikmat adalah Takut akan TUHAN

23 April 2025
GI Surya Leung

Rahasia Hidup Bijak dan Sukses

Raja Salomo menulis dan mengoleksi sebagian besar perkataan bijaksana dalam Kitab Amsal (1:1; 10:1; 25:1; lihat 1 Raja-raja 4:32). Selain Salomo, ada nama penulis lain seperti orang-orang bijak (22:17), Agur (30:1), dan Lemuel atau ibunya (31:1). Para ahli Alkitab memperkirakan bahwa Kitab Amsal ditulis sebelum tahun 900 SM. Secara umum, materi Kitab Amsal terdiri dari tujuh koleksi, yaitu dua koleksi Salomo (1:1-9:18 dan 10:1-22:16); dua koleksi orang bijak (22:17-24:22 dan 24:23-34); koleksi Salomo yang dikumpulkan oleh pegawai Hizkia (25:1-29:27); koleksi Agur anak Yake dari Masa (30:1-33); dan koleksi Lemuel, Raja Masa (31:1-31). Tema utama Kitab Amsal adalah hikmat.

Secara teologis, hikmat dalam Kitab Amsal merujuk kepada Yesus, Sang Hikmat yang hadir dalam sejarah manusia. Hikmat adalah pedoman hidup dan takut akan Tuhan merupakan dasar dari hikmat (1:7; 2:5; 9:10; 15:33; 19:23). Menjadi berhikmat adalah bagian dari proses pengudusan hidup. Orang percaya mempelajari, melafalkan, dan memasukkan hikmat ke dalam dirinya dan diri anak-anaknya. Merenungkan hikmat dalam Kitab Amsal, menolong orang tua mengajar anak bertumbuh menjadi orang dewasa yang cerdas, ceria, dan kuat dalam Tuhan. Mazmur berfokus pada relasi manusia dengan Tuhan, sedangkan Amsal berfokus pada relasi manusia dengan sesama. Oleh karena itu, Kitab Amsal membahas kehidupan sehari-hari seperti: kerja keras dan kemalasan, kejujuran dan kebohongan/tipu daya kepalsuan, hidup hemat dan boros, hutang dan piutang, sabar dan amarah, kaya dan miskin. Kitab Amsal juga membahas relasi keluarga, pekerjaan/berdagang; motif hati dalam membuat keputusan moral. Topik-topik bahasan tidak hanya berupa nasihat untuk hidup yang lebih baik dan sukses, tetapi juga memberi pengajaran moral yang berkaitan dengan identitas umat Allah.

Kitab Amsal bagaikan vitamin bagi pertumbuhan rohani dan protein bagi kebutuhan tubuh untuk menjadi sehat. Kitab Amsal menyajikan firman Tuhan dalam seni sastra: pepatah, perbandingan, perumpamaan, dan pertanyaan singkat padat; yaitu nasihat-nasihat terbaik dari Tuhan untuk orang percaya dan keluarga Kristen. Secara umum, konteks Kitab Amsal bersifat universal, sehingga kitab ini bermanfaat bagi setiap pembaca. Setiap orang yang menginginkan kehidupan yang sukses dapat belajar dari Kitab Amsal. Pembaca Amsal akan menikmati nasihat dan kata-kata bijaksana yang memberi motivasi, petunjuk praktis dan solusi, nilai-nilai prinsip hasil ekstraksi pengalaman hidup orang sukses sepanjang masa. [GI Surya Leung]

Dasar Hikmat adalah Takut akan TUHAN
Rabu, 23 April 2025

Bacaan Alkitab hari ini:
Amsal 1

Setidaknya ada lima tujuan yang membuat Salomo menulis dan mengumpulkan amsal: (1) Mengetahui hikmat dan didikan (1:2a); (2) Mengerti kata-kata bermakna (1:2b); (3) Menerima didikan yang menjadikan pandai, adil, benar, dan jujur (1:3); (4) Memberikan kecerdasan kepada orang yang tidak berpengalaman (1:4-5); (5) Menyelami makna tersembunyi dari kata-kata bijak (1:6). Dasar untuk mencapai semua ini adalah takut akan Tuhan (1:7). Selanjutnya, Salomo mengingatkan untuk tidak bergaul dengan pencuri (1:8-19), tetapi mengikuti panggilan dan bergaul dengan hikmat (1:20-33).

Hikmat dan kebijaksanaan, kepandaian dan kecerdasan, serta kejujuran dan kebenaran diinginkan orang yang berpengetahuan (1:3-6). Sebaliknya, orang bodoh akan menghina hal-hal itu (1:7b). "Bodoh" di sini bukan masalah kelemahan atau keterbelakangan mental atau kurang pendidikan formal, tetapi masalah karakter yang menghasilkan sikap dan tindakan bodoh. Akar persoalan yang membedakan orang berpengetahuan atau berhikmat dengan orang bodoh adalah, "hati yang takut akan TUHAN". Salomo memberi contoh praktis dari relasi orang tua - anak dalam keluarga: "dengarkan" dan "jangan mengabaikan" nasihat dan didikan orang tua. Sebagai anak, pembaca diarahkan untuk memperhatikan nasihat ayah dan ibunya (1:8-9). Nasihat orang tua sangat berharga dan patut dihormati, ibarat: (1) "Karangan bunga" yang indah di kepala yang diberikan saat orang menerima jabatan terhormat; dan (2) "Kalung" perhiasan di leher yang mahal harganya. Sang Ayah juga memberi contoh kasus nyata yang terjadi sehari-hari di masyarakat, yaitu kewaspadaan terhadap pengaruh dan ajakan teman-teman yang jahat. Kejahatan yang disebutkan sangat jelas, yaitu merampas atau merampok, bahkan bila perlu membunuh, demi merebut harta orang lain (1:10-19). Penulis Amsal mengundang pembaca untuk mendengarkan dan bergaul dengan dia agar terlindung dari konsekuensi kebodohan dan akibat perbuatan jahat (1:20-33).

Kuasa dosa yang menguasai hati dan pikiran manusia mendorongnya melakukan perbuatan dosa. Setelah beriman kepada Kristus, benar bahwa dosa kita diampuni Tuhan. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa dosa dan hasrat kedagingan berhenti mempengaruhi diri kita untuk kembali berpikir dan berbuat dosa. Mungkin, pergumulan ini juga terjadi pada diri kita. Apakah pikiran Anda telah dikuasai oleh hikmat dari firman Allah dan hati yang takut akan TUHAN? Pilihlah untuk secara bijaksana mengikuti kehendak TUHAN! Seperti Tuhan Yesus mengikut kehendak Bapa (Yohanes 4:34), kita pun perlu berhikmat dengan meninggalkan kebodohan dan mengejar keserupaan dengan Kristus.

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design