Puncak pelayanan Yesus Kristus saat Ia menjadi Manusia adalah mati di kayu salib dan bangkit dari kematian, sedangkan puncak persiapan yang Ia lakukan untuk melengkapi pelayanan para murid adalah penganugerahan kuasa dari tempat tinggi. Dalam bacaan Alkitab hari ini, ada tiga hal penting yang dilakukan Tuhan Yesus sesudah Ia bangkit dari kubur-Nya: Pertama, Ia meneguhkan keyakinan para murid-Nya tentang kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dia berinisiatif meminta para murid untuk meraba tangan dan kaki-Nya yang berlubang paku, serta meminta ikan untuk dimakan di depan para murid-Nya untuk menumbuhkan keyakinan bahwa Ia benar-benar telah bangkit dari kematian. Dia menegaskan bahwa peristiwa kematian dan kebangkitan Sang Mesias merupakan penggenapan kitab Taurat Musa, kitab Nabi-nabi, dan Mazmur. Kedua, Ia menegaskan bahwa para murid adalah saksi—tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus—yang harus menyampaikan berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa kepada segala bangsa. Ketiga, Ia berpesan bahwa para murid-Nya harus tinggal di Yerusalem untuk menantikan penggenapan janji pemberian kuasa dari tempat tinggi, yaitu janji pencurahan Roh Kudus yang digenapi pada hari Pentakosta.
Perlu diingat bahwa pelaksanaan tugas menjadi saksi tentang kematian dan kebangkitan Kristus berkaitan erat dengan penerimaan kuasa Roh Kudus. Para murid tidak mungkin menjadi saksi yang efektif tanpa mengandalkan kuasa Roh Kudus. Sebaliknya, perlu disadari bahwa Roh Kudus bukan diberikan agar para murid bisa membanggakan kuasa yang mereka miliki, tetapi supaya mereka secara aktif bertindak sebagai saksi Kristus. Keseimbangan antara menjadi saksi dan mengandalkan kuasa Roh Kudus harus dijaga. Pada masa kini, pelatihan untuk menjadi saksi yang dilakukan secara berlebihan kadang-kadang membuat umat Kristen berbangga diri dan lupa bahwa kita memerlukan kuasa Roh Kudus. Sebaliknya, pengejaran terhadap kuasa Roh Kudus kadang-kadang membuat sebagian umat Kristen memandang kuasa Roh Kudus sebagai sumber kebanggaan, bahkan menjadi alat untuk melecehkan sesama umat Kristen yang dianggap tidak memiliki kuasa Roh Kudus. Seharusnya, Roh Kudus yang tinggal dalam hati setiap orang percaya membuat kita meninggikan Yesus Kristus, bukan meninggikan diri sendiri. Apakah Anda sudah secara aktif menjadi saksi Kristus? Apakah Anda sudah membiasakan diri mengandalkan kuasa Roh Kudus saat Anda melayani? Bila Anda mengandalkan kuasa Roh Kudus, salah satu ciri yang pasti akan terlihat adalah Anda akan memandang peran doa dalam pelayanan itu sangat penting!