Banyak orang merasa bahwa hidupnya seperti jalan berputar-putar tanpa arah dan tujuan. Hidupnya berjalan tanpa arti khusus. Bila menghadapi masalah, ia menjadi berkecil hati. Di pasal ini, kita melihat bahwa penulis kitab Samuel menyisipkan sebuah kisah sederhana tentang seorang bernama Saul yang ditugaskan oleh ayahnya untuk mencari beberapa keledai betina miliknya yang hilang. Saul dan seorang hambanya mulai pergi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari. Akan tetapi, sampai hari ketiga, mereka tidak menemukan keledai itu. Saat mereka hampir putus harapan, pelayan Saul menyarankan untuk mencari seorang pelihat guna meminta petunjuk (9:9). Ternyata pelihat yang mereka temukan adalah Samuel. Kisah pencarian keledai itu berakhir dengan diurapinya Saul menjadi raja atas Israel oleh Samuel (9:17; 10:1)).
Kisah Saul mencari keledai yang hilang bukan sekadar sisipan. Yang menjadi fokus kisah ini bukan keledai, melainkan interupsi atau penyelaan Allah terhadap kehidupan Saul yang akan diangkat menjadi raja Israel. Saul berasal dari suku Benyamin, suku terkecil di Israel. Kaum keluarganya termasuk yang terkecil di antara semua kaum suku Benyamin (9:21). Akan tetapi, Tuhan menginterupsi dengan memanggil Saul untuk menjadi raja Israel. Allah berhak memakai apa yang dianggap kecil oleh dunia untuk mengerjakan pekerjaan Allah yang besar. Pasal ini mengajar kita bahwa Allah adalah pemegang kendali atas segala sesuatu. Dia sedang bekerja untuk menggenapi rencana-Nya dalam hidup kita. Bacaan Alkitab hari ini menunjukkan kepada kita bahwa yang memilih Saul menjadi raja Israel bukan Samuel, melainkan TUHAN. Samuel hanya perantara. Allah yang membawa Saul kepada Samuel dan Allah yang mempersiapkan Samuel untuk menyambut dan mengurapi Saul sebagai raja Israel.
Interupsi Allah dalam hidup kita terkadang tidak mudah untuk dipahami. Terkadang, rencana Allah berbeda dengan rencana kita. Hal ini sangat wajar. Amsal 20:24 mengatakan, "Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya?" Yakinilah bahwa Tuhan terus bekerja dalam hidup kita, apa pun latar belakang kita. Tuhan terus bekerja melalui orang-orang yang ada di sekitar kita sebagai sarana melakukan interupsi agar rencana-Nya terlaksana. Allah bekerja pada waktu dan peristiwa yang tidak terduga. Jadi, ingatlah bahwa rencana Allah selalu mendahului rencana kita dan rencana-Nya selalu lebih baik dari rencana kita (bandingkan dengan Yeremia 29:11). Ketika Allah menginterupsi hidup Anda, apakah Anda bersedia menerima dengan sukacita?