Allah Menepati Janji-Nya
Allah telah berjanji kepada Abraham, Ishak, dan Yakub bahwa Ia akan memberikan tanah kepada keturunan mereka, yaitu Tanah Kanaan yang disebut juga Tanah Perjanjian. Keturunan mereka--yang telah menjadi sebuah bangsa yang besar---hidup dalam perbudakan di Mesir. Allah telah membawa umat Israel--di bawah kepemimpinan Musa--keluar dari perbudakan di Tanah Mesir. Saat peristiwa yang dikisahkan dalam kitab Yosua ini mulai berlangsung, Musa telah tiada, tetapi mereka belum tiba di Tanah Perjanjian. Saat itu, Tanah Perjanjian masih dikuasai oleh bangsa Kanaan. Kitab Yosua menceritakan kelanjutan kisah perjalanan Bangsa Israel memasuki dan menaklukkan Tanah Kanaan di bawah kepemimpinan Yosua. Namun, sesungguhnya, kitab Yosua bukanlah kisah tentang Yosua, tetapi tentang Allah yang menepati janji-Nya terhadap umat-Nya. Dalam menepati janji-Nya, Allah bukan hanya sekadar memberitahukan lokasi Tanah Perjanjian tersebut, namun Allah sendiri terlibat dalam seluruh prosesnya, mulai dari memilih Yosua sebagai pemimpin, menguduskan umat-Nya, serta menentukan strategi berperang yang sulit dipahami oleh manusia, sampai kepada pembagian wilayah yang ditempati oleh umat-Nya.
Arti nama Yosua (bahasa Ibrani:יְ הוֹשֻׁעַ Yehoshuaʿ; atau bahasa Yunani: Ἰησοῦς Iesous ) yaitu Allah adalah Juruselamat. Yosua adalah pembantu Musa yang termasuk dalam dua belas pengintai yang diutus Musa untuk mengintai tanah Kanaan (Bilangan 13). Dia hampir saja dirajam dengan batu karena memiliki pendapat yang berbeda dengan sepuluh pengintai lainnya dalam menanggapi perintah Allah untuk menaklukkan Tanah Kanaan, (Bilangan 14:10). Yosua juga pernah ditunjuk oleh Musa untuk memimpin peperangan melawan bangsa Amalek (Keluaran 17:8-16).
Kitab ini ditulis oleh Yosua, tetapi bagian terakhir--yang menceritakan tentang kematian Yosua--ditambahkan oleh tua-tua yang masih hidup setelah Yosua meninggal. Kitab Yosua dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama, Tuhan mempersiapkan Bangsa Israel untuk memasuki Tanah Perjanjian (pasal 1-5), Kedua, Tuhan memimpin Bangsa Israel dalam peperangan merebut Tanah Perjanjian (pasal 6-12). Ketiga, umat Allah mendiami tanah yang dijanjikan Tuhan (pasal 13-24).
Melalui kitab Yosua, kita akan mempelajari tentang peranan Allah dalam kehidupan umat-Nya serta bagaimana kita sebagai umat-Nya harus hidup di hadapan Allah agar kita bisa menikmati janji Allah dalam kehidupan kita. [GI Benny Wijaya]
Allah Memilih Pemimpin
Jumat, 24 Mei 2024
Bacaan Alkitab hari ini:
Yosua 1
Bagi bangsa Indonesia, tahun 2024 adalah tahun pergantian pemimpin, baik pergantian presiden maupun pergantian anggota legislatif. Bacaan Alkitab hari ini juga berlatar belakang pergantian pemimpin.
Bangsa Israel terdiri dari dua belas suku dengan jumlah lebih dari enam ratus ribu orang (Keluaran 12:37, Bilangan 26:51). Kebesaran bangsa Israel bukan hanya terletak dari besarnya jumlah, namun karena mereka adalah bangsa pilihan Allah. Sayangnya, bangsa ini juga adalah bangsa yang tegar tengkuk. Walaupun mereka telah melihat berbagai mukjizat yang Allah berikan kepada mereka, mereka tetap bersungut-sungut sebagai ungkapan pemberontakan terhadap Allah. Setelah keluar dari perbudakan di Mesir, bangsa Israel telah dipimpin oleh Musa sejak di Mesir hingga berkelana di padang belantara selama empat puluh tahun. Musa adalah seorang pemimpin besar. Melalui Musa, Allah mengerjakan berbagai mukjizat, baik saat di Mesir maupun selama di padang belantara. Melalui Musa, Allah memberikan sepuluh hukum kepada bangsa Israel, bahkan Allah memberi kesempatan kepada Musa untuk menjumpai-Nya secara pribadi, sehingga wajah Musa bercahaya terkena pancaran kemuliaan Allah (Keluaran 34:29,30,35).
Kematian Musa membuka babak baru bagi bangsa Israel. Di antara dua belas pengintai yang diutus Musa ke tanah Kanaan, hanya Yosua dan Kaleb yang dibiarkan Allah untuk tetap hidup dan memasuki tanah Kanaan. Siapa yang bisa memimpin bangsa Israel yang besar dengan kualitas kepemimpinan seperti Musa? Allah memahami pergumulan umat-Nya. Ia menunjuk Yosua untuk menjadi pemimpin bangsa Israel menggantikan Musa. Walaupun Allah telah memberi otoritas kepada Yosua, tidak mudah bagi Yosua untuk mengambil alih kepemimpinan menggantikan Musa, pemimpin besar bangsa Israel itu. Allah menegaskan bahwa sesungguhnya, bukan Musa yang memimpin bangsa Israel, melainkan Allah sendiri. Allah menegaskan pula bahwa Musa adalah Hamba-Nya (1:2,7). Penyertaan TUHAN (1:5,9) jauh lebih penting daripada siapa yang menjadi pemimpin, Allah memberi semangat dengan ucapan "kuatkan dan teguhkanlah hatimu" sebanyak tiga kali dalam pasal ini (1:6,7,9). Allah juga menasihati Yosua agar merenungkan, menyampaikan dan melakukan firman Tuhan (1:7-8).
Sebagaimana Allah mempersiapkan pemimpin bagi Bangsa Israel, Allah juga menyiapkan pemimpin bagi kita, baik pemimpin dalam lingkup pemerintahan maupun pemimpin dalam lingkup rohani seperti gembala, rohaniwan, penatua, kakak rohani, dan sebagainya. Masing-masing mereka memiliki pergumulan. Apa yang bisa Anda lakukan untuk mendukung kepemimpinan mereka?