Musa, disertai para tua-tua Israel, memerintahkan bangsa Israel, "Berpeganglah pada segenap perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini." (27:1). Kemudian, ia memerintahkan mereka untuk menuliskan hukum Taurat di batu-batu besar untuk didirikan di Gunung Ebal. Di sana, mereka juga harus mendirikan mezbah dari batu besar yang tidak dipahat (27:1-8). Nasihat menaati Allah banyak terdapat di Kitab Ulangan. Menjelang wafat, keinginan terbesar Musa adalah memotivasi umat Allah agar menaati kehendak TUHAN, sehingga mereka tidak kehilangan berkat yang dijanjikan TUHAN.
Seperti yang lazim dalam kitab Ulangan, perintah untuk taat disertai janji berkat Allah. Di sini, berkat itu berupa Tanah Perjanjian yang digambarkan sebagai "negeri yang berlimpah susu dan madunya, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu" (27:3). Ketaatan membuka pintu kepada berkat Allah, sedangkan ketidaktaatan membuat kita kehilangan berkat itu. Kebenaran ini diberikan dengan penekanan yang jelas dalam 27:11-28:68 melalui ritual pembacaan berkat dan kutukan di depan umum.
Dua kali Musa berkata bahwa bangsa Israel harus "menuliskan segala perkataan hukum ini" (27:3a,8), dan dua kali pula mereka diperintahkan untuk "menegakkan batu-batu besar dan mengapurnya" (27:2,4). Mengukir tulisan di batu secara langsung sangat memakan waktu, sehingga salah satu cara mempercepat adalah dengan menulis di permukaan batu dengan kapur, lalu mengukir berdasarkan tulisan itu. Ukiran tulisan di batu adalah contoh penggunaan alat bantu visual untuk membantu bangsa Israel belajar hukum Allah. Segala perkataan hukum Allah harus ditulis dengan "sangat jelas" (27:8). Hal ini menunjukkan bahwa firman TUHAN tidak ditulis dengan ungkapan tersembunyi yang hanya dimengerti oleh kelompok tertentu, tetapi ditulis dengan perkataan yang bisa dipahami semua orang. Alkitab diterjemahkan ke banyak bahasa agar semua orang dapat membacanya dalam bahasa yang ia mengerti. Apakah Anda tekun membaca Alkitab dan menaatinya? Para rohaniwan harus berusaha membuat firman Tuhan menjadi jelas, sehingga semua orang dapat memahami dan bertumbuh dalam kesalehan.
Pada masa kini, "batu peringatan" bisa berupa berbagai kesempatan diingatkan untuk menaati Tuhan, misalnya saat kita menyelenggarakan peresmian bangunan, perayaan syukur, perayaan hari ulang tahun, perayaan ulang tahun pernikahan, pemakaman, dan sebagainya. Semoga kita selalu menyediakan waktu untuk membaca dan mendengar firman Tuhan serta mendedikasikan diri untuk menaati TUHAN. Apakah Anda sudah memiliki tekad menaati firman Tuhan?