Musa sadar bahwa musuh-musuh bangsa Israel lebih kuat daripada mereka (20:1a). Hal ini menumbuhkan perasaan takut di antara bangsa Israel yang tidak memiliki alat perang yang canggih. Oleh karena itu, Musa menekankan dua hal yang harus menjadi fokus umat Allah:
Pertama, iman kita diperkuat oleh pengalaman masa lalu. Musa berkata, "Janganlah engkau takut kepadanya, sebab TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir" (20:1b). Di masa lalu, TUHAN telah menunjukkan kemampuan-Nya dalam membantu umat-Nya menghadapi setiap tantangan. Mereka memiliki sejarah. Kekuatan Allah bukan hanya soal iman, tetapi juga soal pengalaman. Sebagai budak, orang Israel mengalahkan orang Mesir yang perkasa dengan kekuatan Allah. Bayangkan sekelompok orang Kristen yang teraniaya pada abad pertama diserang oleh orang-orang Yahudi dan non-Yahudi di Roma. Namun, dalam waktu tiga abad, Roma telah bertekuk lutut kepada Kristus walaupun umat Kristen tidak memakai senjata. Musa sering berbicara tentang sejarah untuk membangkitkan iman umat Israel. Oleh karena itu, sejarah gereja sangat penting. Sejarah gereja memberi kita pedoman dan harapan untuk menatap masa depan.
Kedua, Allah beserta kita (20:1b,4). Allah menyelamatkan dan menyertai umat Israel. Saat ini, kita harus meyakini bahwa Allah menyertai kita. Keyakinan akan memberi kita kekuatan dan keberanian untuk menghadapi kesulitan. John G. Paton, seorang misionaris Skotlandia yang melayani di Kepulauan Hebrides Baru, Pasifik Selatan, adalah seorang tokoh heroik dalam sejarah misi. Istri pertamanya meninggal saat melahirkan. Tujuh belas hari kemudian, anak yang dilahirkan juga meninggal. Hal ini terjadi di awal kariernya sebagai misionaris, dan tidak ada seorang pun yang menghiburnya. Bahkan, ia harus menggali sendiri kuburan untuk istri dan anaknya. Namun, dia mengatakan tentang masa sulit itu, "Saya tidak pernah ditinggalkan sama sekali. Allah yang penuh belas kasihan mendukung saya untuk meletakkan debu berharga dari orang-orang yang saya cintai di kuburan yang sama. Tanpa Yesus dan persekutuan yang Dia berikan padaku di sana, aku pasti sudah gila dan mati di samping kuburan yang sepi itu." Keamanan kita ada pada Allah.
Imam harus tampil ke depan untuk menguatkan rakyat (20:3). Para imam bukan ahli berperang, namun mereka mengetahui jalan Allah. Hamba TUHAN perlu mendampingi jemaat saat mereka menghadapi tantangan berat. Apa yang paling menghibur Anda saat Anda menghadapi tantangan berat? Kepada siapa Anda bersandar saat Anda merasa tidak berdaya?