Yesaya 8:23-9:6

Berpegang Pada Janji

20 Oktober 2023
GI Wirawaty Yaputri

Allah hendak menghukum umat-Nya, tetapi tidak dengan senang hati. Hukuman itu disertai dengan janji pemulihan, pertama-tama bagi Kerajaan Utara yang telah jatuh dan mengalami pembuangan lebih dahulu. Tanah Zebulon dan Naftali (8:23) menunjuk pada Kerajaan Utara yang diserang oleh tentara Asyur dan penduduknya dibuang ke Asyur. Pembuangan digambarkan sebagai kondisi penuh kesesakan, kegelapan, kesuraman yang menghimpit. Mereka akan dibuang ke dalam kegelapan (8:22). Allah berjanji bahwa mereka tidak akan selalu berada dalam kegelapan, melainkan akan melihat terang (9:1). Janji ini digenapi saat Yesus Kristus datang dan memulai pelayanan di Galilea. Matius 4:13-16 mengutip janji yang disampaikan Allah kepada Nabi Yesaya itu. Di ayat 13, Tuhan Yesus meninggalkan Nazaret dan tinggal di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali. Pelayanan di daerah utara Israel menunjukkan bahwa Allah menggenapi janji-Nya kepada orang Israel. Tidak selamanya Ia membiarkan mereka di dalam kegelapan dan hukuman, Ia akan mengutus seorang Anak, Anak-Nya sendiri. Anak ini akan disebut Penasihat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal, Raja Damai. Kekuasaan-Nya besar dan pemerintahan-Nya adalah kekal dan tidak berkesudahan (Yesaya 9:5-6). Sungguh, janji pemulihan itu begitu berharga. Israel dan Yehuda akan dipimpin oleh Allah yang kekuasaan-Nya besar, dan kerajaan-Nya kekal sampai selama-lamanya.

Pertanyaannya, bagaimana respons orang Israel dan Yehuda setelah mendengarkan firman Allah? Apakah mereka menyadari kasih Allah yang besar, dan rencana-Nya yang baik bagi mereka atau mereka masih tetap hidup dalam kedegilan dan ketidakpercayaan? Ternyata mereka tidak berbalik dan bertobat dari dosa-dosa mereka (9:12). Mereka masih hidup melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, sehingga hukuman tidak tertangguhkan. Memercayai firman dan janji Allah ternyata bukan hal yang mudah dilakukan, apa lagi ketika banyak hal tidak berjalan sesuai dengan harapan kita. Kesulitan dan ancaman membuat kita sulit memercayai firman Allah. Kita cenderung mencari solusi pada hal-hal yang menurut kita lebih realistis dalam hidup ini, misalnya meminta bantuan teman, meminta bantuan dari orang tertentu yang kita anggap mampu, bahkan melakukan kecurangan, penipuan, kebohongan, untuk mendapatkan jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi. Allah memberikan janji pemulihan kepada orang Israel dan Yehuda. Janji itu bukan sekadar janji, melainkan janji yang telah diwujudkan karena Allah dapat dipercaya. Apakah kita senantiasa memercayai Dia?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design