Yesaya 6

Panggilan Mulia

17 Oktober 2023
GI Wirawaty Yaputri

Apa yang membuat kita merasa bangga di dunia ini? Ada orang yang membanggakan pendidikannya, jabatannya, atau prestasi yang ia raih dalam hidupnya. Sebagai orang percaya, apa yang kita banggakan? Pernahkah kita merasa bangga karena Allah memanggil kita untuk melakukan pekerjaan-Nya? Tampaknya, sedikit sekali orang percaya yang merasa bangga saat melayani Tuhan. Dalam praktik hidup bergereja, banyak orang percaya yang menolak untuk berpartisipasi dalam pelayanan, apa lagi jika pelayanan itu menuntut tanggung jawab yang besar, misalnya menjadi pengurus atau majelis gereja. Banyak orang yang menolak tanggung jawab seperti itu. Bacaan Alkitab hari ini mencatat penglihatan yang didapatkan oleh Nabi Yesaya. Penglihatan ini jelas dan terjadi saat ia berada dalam keadaan sadar. Ia mengatakan bahwa penglihatan itu terjadi pada tahun kematian Raja Uzia. Nabi Yesaya melihat TUHAN duduk di atas tahta yang tinggi dan menjulang. Bagian bawah jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para serafim berdiri di sekitar takhta Allah, masing-masing memiliki enam sayap. Dua untuk menutupi muka, dua untuk menutupi kaki, dan dua untuk melayang-layang. Serafim menutup muka karena tidak mampu memandang Allah Yang Kudus. Mereka juga menutup kaki untuk menyembunyikan area yang kurang terhormat. Sayap yang tersisa adalah untuk bergerak melakukan perintah Allah. Apa yang dilakukan oleh para serafim itu? Mereka berseru bersahut-sahutan, "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Semesta Alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (6:1-3). Pengulangan kata kudus menunjukkan penekanan dari pujian mereka, bahwa kekudusan TUHAN itu tiada tara. Ialah Allah yang mulia tiada tara, sehingga kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Seruan para serafim begitu besar suaranya, sampai menggoyang alas ambang pintu, dan rumah itu penuh asap. Mereka memuji TUHAN dengan suara yang dahsyat.

Penglihatan ini membuat Yesaya menyadari betapa hinanya dia di hadapan Allah (6:5). Ia adalah orang berdosa, ia orang yang najis bibir yang tidak layak memuji Allah seperti para serafim, dan ia adalah orang yang layak mati karena ia hina di hadapan Allah yang Mahamulia. Oleh karena itu, ketika TUHAN menghapus dosanya dan bertanya, "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Kita?" Yesaya menjawab, "Ini aku, utuslah aku." (6:8). Allah memanggil orang untuk melakukan pekerjaan-Nya bukan dengan paksaan. Ia bertanya, "Siapakah yang akan Kuutus?" Ia menginginkan hati yang rela dan sukacita. Setiap orang yang menyadari kekudusan dan kemuliaan Allah, akan menjawab, "Ini aku, utuslah aku."

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design