Bilangan 13

Pesimisme: Realitas Tanpa TUHAN

6 Juli 2023
GI Mario Novanno

Setiap orang bisa menduduki posisi kepemimpinan, tetapi tidak semua orang memiliki kualitas seorang pemimpin, apalagi kualitas sebagai pemimpin rohani yang setiap pertimbangan dan keputusannya mengandalkan arahan dan pimpinan TUHAN. Lebih banyak pemimpin yang pragmatis dibandingkan pemimpin yang spiritualis. Pemimpin yang pragmatis membaca situasi yang sedang terjadi, membuat proyeksi yang realistis, dan mengandalkan semua sumber daya yang dimilikinya.

TUHAN tidak asal-asalan memilih orang saat menyuruh Musa mengirim para pengintai. Setiap pengintai adalah pemimpin suku (13:2). Demi lebih meyakinkan pembacanya, Alkitab kembali menyebutkan bahwa yang dipilih adalah "kepala-kepala di antara orang Israel." (13:3). Setelah itu, pergilah para pemimpin ini untuk mengumpulkan data dan fakta atas tanah yang sudah TUHAN janjikan untuk menjadi milik mereka dan akan apa yang akan mereka hadapi. (13:17-24). Setelah kembali dari pengintaian, kedua belas pemimpin ini melaporkan hasil pengintaian mereka. Awalnya, mereka semua sepakat bahwa tanah yang akan menjadi milik mereka adalah tanah yang subur dan makmur, meskipun ada berbagai bangsa yang lebih kuat dari mereka yang kotanya diperkuat dengan benteng (13:25-29). Perbedaan yang sangat tajam terlihat dalam hal respons sepuluh pemimpin yang pesimis dengan Kaleb dan Yosua yang optimis. Kaleb mengatakan kalimat singkat yang bernada optimis, "Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (13:30). Sebaliknya, kalimat bernada pesimis yang dipakai sepuluh pengintai lain lebih panjang (13:31-33), seakan-akan mereka ingin memastikan bahwa komentar pesimis merekalah yang harus diterima. Mereka berhasil! Seperti gosip, berita yang negatif lebih cepat menyebar dan menjadi konsumsi masyarakat luas (14:1-2).

Pendapat Kaleb tidak dilandasi optimisme semu tanpa dasar. Ia percaya dan memegang janji TUHAN. Walaupun kekuatan militer lawan jauh lebih kuat daripada kekuatan bangsa Israel, kondisi itu tidak membuat Kaleb gentar. Masih segar dalam ingatannya pengalaman saat TUHAN mengalahkan Mesir, salah satu kerajaan terkuat saat itu. Penyertaan TUHAN membuat Kaleb optimis, bertolak belakang dengan sepuluh pengintai yang matanya dibutakan oleh realitas. Bagi kesepuluh pengintai itu, kekuatan yang akan mereka hadapi lebih nyata dibandingkan dengan kehadiran TUHAN yang tak bisa dilihat dengan mata jasmani. Kenyataan ini merupakan ironi karena saat itu, tiang awan dan tiang api ada di hadapan mereka. Sebagai anak-anak Allah, apakah Anda bersikap optimis karena meyakini bahwa Tuhan adalah Sang Imanuel yang selalu menyertai dan tidak pernah meninggalkan Anda?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design