Zakharia 11-12

Kekebasan Hati Nurani

19 Oktober 2022
GI Mario Novanno

Saya pernah ikut seminar tentang penyakit kusta. Salah satu topik yang membuat mata saya kembali terjaga adalah saat pengampu seminar menjelaskan mengapa penderita kusta tidak merasa sakit sama sekali ketika jari-jarinya putus. Penyebabnya adalah hilangnya fungsi saraf yang membuat sensasi rasa sakit yang terhubung ke otak rusak. Jadi, tidak ada lagi rasa sakit. Yang ada hanya kebas. Tidak ada lagi sensasi pada kulit dan daging kita. Hari itu, saya bersyukur karena masih bisa merasakan sakit. Bayangkan jika kita sama sekali bebas dari rasa sakit padahal dalam tubuh kita ada sesuatu yang perlu disembuhkan! Bila tidak ada rasa sakit, bisa saja tubuh kita tiba-tiba sudah terbujur kaku!

Penduduk bumi (11:6)--yang digambarkan sebagai domba-domba bebal--menolak dan merasa muak digembalakan (11:8). Mereka memilih untuk hidup sebagai domba yang bebal yang mengikuti keinginan hatinya yang bodoh sampai-sampai nabi Zakharia berkata, "Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati, biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu, biarlah masing-masing memakan daging temannya!" (11:9). Serupa dengan domba-domba yang bebal itu, muncul gembala pandir yang karakternya tidak lebih baik daripada domba-domba bebal itu (11:15-16). Seluruh penduduk bumi tidak tertolong lagi (bandingkan dengan Mazmur 14:3 dan Roma 3:12). Mereka tidak dapat menolong dirinya sendiri dan tidak bisa saling menolong satu sama lain. Dosa mereka seperti kusta. Hati nurani mereka telah kebas atau mati rasa! Kita bersyukur karena Tuhan tidak tinggal diam. Perhatikan proses pemulihan yang dikerjakan Tuhan dalam 12:1-9 yang ditandai oleh frase: "Aku membuat (12:2)" dan "Aku akan membuat." (12:3, 4, 6). Pada puncaknya, Tuhan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan kepada keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem (12:10). Ketika roh itu dicurahkan, terjadilah pertobatan.

Pada dasarnya sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, semua manusia telah mati secara rohani. Tidak ada kesadaran bahwa dosa itu memerlukan pertobatan sejati. Roh manusia telah mati. Keinginan menjadi manusia yang lebih baik lebih karena pertimbangan romantisme perasaan supaya merasa lebih baik. Syukurlah bahwa Roh Kudus dicurahkan di hari Pentakosta. Roh Kudus membuat kita menyadari dosa yang kita lakukan. Roh Kudus membangkitkan kita dari kematian rohani. Apakah Roh Kudus sudah menyadarkan Anda bahwa Anda adalah seorang berdosa, sehingga Anda merespons dengan bertobat? Puji Tuhan!

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design