Bacaan Alkitab hari ini dimulai dengan sebuah berita yang tidak enak, yaitu bahwa Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing--yakni perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het--selain anak Raja Firaun (11:1). Para perempuan asing ini berasal dari keluarga bangsawan negara-negara tetangga. Tujuan pernikahan ini tidak sepenuhnya menyangkut masalah seksual, tetapi untuk membentuk aliansi politik yang memperkuat negara. Adalah buruk bahwa Raja Salomo mengikuti adat istiadat zamannya dan mempraktikkan poligami. Perhatikan bahwa para perempuan yang menjadi istri-istrinya itu banyak yang berasal dari negara-negara yang telah Allah peringatkan secara spesifik untuk dihindari (11:2). Seharusnya Raja Salomo memahami dan menyadari bahwa Tuhan telah melarang pernikahan kawin campur dengan orang Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het. Ketahuilah bahwa Tuhan melarang pernikahan campur bukan karena alasan suku, tetapi karena alasan rohani, yaitu bahwa para istrinya itu bisa mencondongkan hati Raja Salomo kepada allah-allah yang mereka sembah.
Kemerosotan spiritual Raja Salomo terjadi di tahun-tahun terakhir pemerintahannya. Istri-istrinya memalingkan hatinya kepada allah-allah lain (11:3-4). Hasilnya bisa ditebak: Raja Salomo mengikuti Asytoret, yaitu dewi orang Sidon, serta mengikuti Milkom, yaitu dewa kejijikan orang Amon (11:5). Kemudian, Raja Salomo mendirikan bukit pengorbanan untuk istri-istrinya, sehingga mereka dapat melanjutkan penyembahan terkutuk mereka, yaitu dengan membakar dupa dan mempersembahkan korban bakaran untuk Kamos dan Molokh (11:7?8).
Kemerosotan spiritual Raja Salomo memperlihatkan bahwa dosa bekerja secara amat halus, yaitu melalui kecondongan hati. Kata "hati" muncul lima kali (11:2?4). Masalah hati adalah masalah yang tidak terlihat oleh mata. Sebelum Raja Salomo mendirikan bukit pengorbanan yang terlihat oleh mata, perselingkuhan rohani sudah dimulai dari dalam hati. Perselingkuhan rohani ini terjadi secara bertahap. "Sebab pada waktu Salomo sudah tua, istri-istrinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan, seperti Daud, ayahnya." (11:4). Proses ini berlangsung bertahun-tahun. Apakah Anda telah memohon agar Roh Kudus memberikan kepekaan terhadap tipu daya dosa?