Apakah inti dari hukum Taurat? Saat seorang ahli Taurat mencobai Tuhan Yesus dengan menanyakan apa yang harus diperbuat untuk memperoleh hidup kekal, Tuhan Yesus balik bertanya dan ahli Taurat itu menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (10:27). Jawaban itu merupakan inti dari hukum Taurat (bandingkan dengan Matius 22:36-40). Tuhan Yesus membenarkan jawaban ahli Taurat tu. Namun, pengetahuan tidak akan bermanfaat jika tidak diterapkan. Oleh karena itu, Tuhan Yesus meminta ahli Taurat itu melakukan apa yang ia ketahui (Lukas 10:28).
Sangat mengejutkan bahwa ahli Taurat itu kemungkinan besar belum melakukan apa yang ia ketahui. Untuk membenarkan diri, ahli Taurat itu kembali bertanya, "Dan siapakah sesamaku manusia?" (10:29). Pertanyaan ini menunjukkan bahwa ia belum mengasihi sesama dengan semestinya. Mungkin, ia memilih-milih orang yang ia kasihi. Kasihnya bersyarat! Sebagai jawaban, Tuhan Yesus menyampaikan sebuah perumpamaan yang sangat terkenal, yaitu perumpamaan tentang orang Samaria yang bermurah hati menolong orang yang terkapar di jalan karena dipukul perampok. Sebelumnya, ada seorang imam dan seorang Lewi yang menghindar karena tidak mau menolong. Kisah ini merupakan ironi karena imam dan orang Lewi dipandang sebagai golongan terhormat, sedangkan orang Samaria dipandang rendah karena mereka adalah orang Israel yang melakukan kawin campur dengan bangsa kafir. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa sesama bukanlah "siapa" melainkan "bagaimana". Siapa pun diri Anda, bila Anda tidak memiliki belas kasihan yang terwujud di dalam perbuatan Anda, Anda belum menjadi sesama bagi orang lain. Perumpamaan di atas mengajarkan bahwa mengasihi sesama seperti diri sendiri berarti bertindak berdasarkan belas kasihan. Dalam Matius 9:13, Tuhan Yesus mengatakan, "Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Bagaimana Anda dapat memiliki belas kasihan kepada orang lain? Bila Anda sudah mengalami belas kasihan Allah, Roh Kudus akan memampukan Anda untuk memiliki belas kasihan terhadap orang lain.