Pengharapan yang dikemukakan pada bacaan Alkitab hari ini adalah pengharapan tentang pemulihan. Bagi bangsa Yehuda yang berada dalam pembuangan, pemulihan ini bukan hanya menyangkut kembalinya mereka dari pembuangan, melainkan juga menyangkut pulihnya kondisi kota Yerusalem sebagai pusat peribadatan yang termasyhur. Dalam hal ini, umat Yehuda harus terus berdoa syafaat agar TUHAN mengingat umat-Nya (62:6). Akan tetapi, penggenapan lengkap dari nubuat dalam pasal ini juga menunjuk kepada akhir zaman, saat keselamatan umat Tuhan sudah digenapi seutuhnya, yang terjadi saat Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya (bandingkan 62:11 dengan 40:10 dan Wahyu 22:12). Bangsa Yehuda sudah kembali dari pembuangan, tetapi kemakmuran dan kejayaan Yerusalem masih menjadi pengharapan yang belum terwujud, bahkan Yerusalem masih merupakan pusat konflik yang secara manusiawi tidak mungkin berakhir. Umat Tuhan masih menantikan hadirnya Yerusalem Baru yang akan turun dari sorga (Wahyu 21:2). Yerusalem baru itu bukan sekadar merupakan warisan bagi umat Yehuda, melainkan bagi Israel yang baru, yaitu seluruh umat Tuhan dari segala bangsa dan dari segala tempat yang bersatu di dalam Kristus.
Pengharapan terhadap hadirnya Yerusalem baru itu seharusnya bukan hanya merupakan pengharapan umat Israel secara daging, tetapi pengharapan Israel Baru atau pengharapan seluruh umat Tuhan dari seluruh dunia di sepanjang masa, termasuk pengharapan kita juga. Pengharapan itu harus dinantikan bukan dengan berpangku tangan, melainkan dengan ketekunan menaikkan doa syafaat dan ketekunan untuk melaksanakan tugas memberitakan Injil. Situasi pandemi yang kita hadapi saat ini bukanlah saat untuk bersembunyi agar terhindar dari bahaya, melainkan harus menjadi saat untuk menjadi saksi secara kreatif sambil menanti saatnya Kerajaan Allah hadir secara utuh di bumi. Sama seperti bangsa Israel harus menempatkan para pengintai di atas tembok kota Yerusalem (62:6), demikian pula kita harus bersiap-siap memakai seluruh perlengkapan senjata rohani untuk melaksanakan kehendak Allah dan melawan seluruh tipu muslihat Iblis (Efesus 6:11-18). Apakah pengharapan umat Tuhan secara utuh telah menjadi pengharapan Anda juga? Apakah Anda ikut bertekun dalam doa syafaat untuk memastikan agar kehendak Allah segera terlaksana di bumi ini?