Dalam sebuah keluarga inti, peran seorang Bapak adalah sebagai pencari nafkah, atau dengan kata lain, sebagai pemelihara kelangsungan kehidupan keluarga. Melalui pemahaman tentang seorang Bapak seperti di atas, sudah sepatutnyalah bila kita bersyukur bahwa Yesus Kristus, Sang Mesias yang dijanjikan Allah itu, bukan hanya sebagai Penasihat Ajaib dan Allah yang Perkasa, tetapi Ia juga merupakan Bapa yang Kekal (Yesaya 9:5). Sadarilah bahwa Juruselamat yang kita peringati kelahiran-Nya setiap kali kita merayakan Natal sudah memiliki eksistensi (keberadaan) sebelum Ia dilahirkan. Yohanes menuliskan, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yohanes 1:1). Natal adalah sebuah titik dimana Sang Allah yang kekal memilih untuk tinggal di antara manusia yang terbatas, supaya kita dapat mengenal natur (sifat dasar atau bawaan) dan karakter Allah yang sejati.
Yesus Kristus disebut sebagai Bapa yang Kekal karena hanya Dialah satu-satunya yang dapat memberikan hidup kekal. Ia juga yang memelihara dan menjaga setiap orang percaya dengan cinta kasih-Nya, memastikan bahwa tidak ada seorang pun (orang percaya) yang bisa direbut dari perlindungan-Nya (Yohanes 10:28-30). Ia datang ke dunia, mati bagi dosa umat manusia, dan bangkit kembali. Hal ini menunjukkan bahwa Dialah Tuhan atas kehidupan dan kematian. Sifat kekekalan-Nya menunjukkan bahwa di tengah dunia yang terus berubah, kita menyembah Kristus yang tidak berubah (Ibrani 13:8). Waktu tidak dapat membelenggu Dia karena Ia berkuasa atas waktu. Saat ini, di tengah dunia yang terus berubah, bersediakah Anda mempercayai pemeliharaan dan kasih-Nya yang tidak pernah berubah? [MT]
"Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mer eka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku." Yohanes 10:28