Lebih dari sekadar formalitas, tiga ayat pembuka surat ini berisi deklarasi penting tentang dasar pelayanan Paulus, yakni penegasan status dirinya sebagai hamba Allah yang diutus Kristus sebagai rasul-Nya untuk memberitakan Injil (1:1-3). Selanjutnya, dengan menyebut Titus sebagai anak "menurut iman" (1:4), Paulus menegaskan bahwa status Titus sebenarnya sama dengan dirinya. Pengakuan sebagai utusan (rasul) Kristus menyiratkan bahwa sumber kekuatan dan tugas pelayanan mereka berasal dari Kristus dan hanya kepada-Nya mereka kelak mempertanggungjawabkan kehidupan dan pelayanan.
Paulus juga mengingatkan Titus untuk mengenali dua kelompok orang yang tergolong sebagai "kawan" dan "musuh." Kelompok "kawan" adalah kawanan orang percaya yang memelihara iman dan menjalankan kehidupan yang kudus, membangun keluarga yang saleh dan memiliki kesaksian yang baik dalam masyarakat. Titus harus merangkul kelompok ini untuk menjadi rekan kerja dalam pelayanan dengan mengangkat mereka menjadi penatua (1:5-9). Sebaliknya, kelompok "musuh" adalah orang-orang yang menyebarkan pengajaran sesat dan menciptakan kekacauan melalui kelakuan yang tidak bermoral di tengah jemaat. Terhadap kelompok ini, Titus harus membungkam dan menghentikan sepak terjang mereka (1:10-16).
Sama seperti Paulus dan Titus, kita semua adalah utusan Kristus. Sayangnya, banyak orang Kristen yang tidak sadar atau tidak peduli terhadap panggilan ini. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda peduli terhadap orang-orang di sekitar Anda yang belum mendengar Injil? Langkah konkret apa yang hendak Anda terapkan sebagai bukti ketaatan kepada panggilan ini? [TF]
"Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Y esus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita. Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama ..." Titus 1:1, 4a