Amanat Agung Kristus (Matius 28:18-20) mengandung implikasi bahwa gereja harus bermisi. Misi akan tumbuh bila jemaat tekun bersekutu dalam doa untuk mencari kehendak Allah. Perjalanan misi yang dilakukan oleh Barnabas dan Saulus (atau Paulus) berawal dari ibadah yg disertai puasa, dan terus diuji dalam doa dan puasa, sehingga penulis Kisah Para Rasul meyakini bahwa perjalanan misi itu "disuruh Roh Kudus" (13:2-4). Sekalipun inisiatif perjalanan misi adalah Roh Kudus, tidak berarti bahwa perjalanan misi itu bebas dari masalah. Ada gangguan dari seorang tukang sihir dan nabi palsu bernama Baryesus atau Elimas (13:6-8), serta ada kelompok oposisi orang Yahudi (13:45), bahkan terjadi penganiayaan dan pengusiran (13:50). Sekalipun demikian, semangat misi tim PI Rasul Paulus tidak menjadi redup.
Apakah Anda dan gereja Anda bergumul dalam doa (dan mungkin disertai puasa) untuk mencari kehendak Allah, khususnya dalam misi? Tanpa bergumul dalam doa, misi tidak akan berlangsung, atau misi hanya didasarkan pada keinginan manusia, bahkan misi bisa menjadi semacam "pameran rohani" yang tidak memuliakan Allah. Misi yang benar berasal dari hati Allah dan diarahkan oleh Roh Kudus! Misi yang benar bisa mendapat perlawanan, tetapi misi yang benar pasti disertai oleh kuasa Roh Kudus yang sanggup mengatasi semua rintangan. Saat ini, pintu misi masih terbuka dan Tuhan masih membuat terobosan--dengan berbagai macam cara yang di luar kemampuan pikiran kita--untuk membuka pintu misi yang baru. Tanggung jawab kita adalah mengembangkan kepekaan terhadap pimpinan Roh Kudus serta kesediaan untuk menjalankan misi Allah. [P]
"Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus." Kisah Para Rasul 13:4