Pada umumnya, manusia mengukur segala sesuatu dari segi untung rugi. Oleh karena itu, tanpa kita sadari, semua tindakan, pembelanjaan, bepergian, berbisnis, dan sebagainya, semuanya dinilai dari sudut pandang untung rugi.
Kitab Hosea ditutup dengan bujukan Tuhan terhadap Israel untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Bahkan, Tuhan mengajarkan kata-kata apa yang harus dikatakan oleh bangsa Israel untuk bisa kembali berdamai dengan Tuhan (14:3-4). Akan tetapi, pertanyaannya adalah: Mengapa Tuhan begitu repot? Apa keuntungan Tuhan jika Israel bertobat? Bila ditinjau dari sudut Israel, memang pertobatan itu akan amat menguntungkan karena Tuhan adalah Allah yang "menjawab dan memperhatikan" (14:9). "Allah menjawab" berarti bahwa Ia memberi respons terhadap pertanyaan atau keluh kesah umat-Nya. "Allah memperhatikan" berarti bahwa Ia memberi respons terhadap keadaan umat-Nya, bahkan sebelum mereka bertanya atau memohon apa pun. Bukankah memiliki Allah yang seperti di atas merupakan suatu keuntungan terbesar dalam hidup kita? Akan tetapi, apakah ada keuntungan yang Allah peroleh? Mengapa Tuhan berulang kali membujuk bangsa Israel untuk kembali kepada-Nya?
Bangsa Israel bagaikan istri Nabi Hosea yang telah berulang kali mengkhianati suaminya. Apakah keuntungan Nabi Hosea sehingga ia perlu membeli dan menerima istrinya kembali? Tindakan yang diperagakan oleh kehidupan Nabi Hosea itu mendemonstrasikan kasih Allah kepada manusia. Allah tahu bahwa manusia--yang keras hati--tidak mau mencari Dia. Oleh karena itu, Allah rela berkorban demi menyelamatkan manusia. Sudahkah Anda bersyukur untuk hal itu? [PHJ]
"Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita." 1 Yohanes 4:10