Pasal ini dimulai dengan kosa kata yang persis sama dengan permulaan pasal 1: "Datanglah firman TUHAN kepada Yunus." Struktur kalimat ini menunjukkan bahwa Allah menawarkan sebuah permulaan baru kepada Yunus. Allah memilih Yunus bukan karena ia layak atau mampu. Pelayanan adalah anugerah yang Allah percayakan kepada orang-orang yang Dia pilih.
Kita memperoleh pelajaran yang unik dari tiga tokoh dalam pasal ini. Pertama, kasih Allah mengalahkankan dosa dan kejahatan umat manusia. Kasih Allah dibuktikan dengan memberi kesempatan kepada penduduk Niniwe untuk bertobat supaya tidak dihukum Allah. Allah juga secara khusus menunjukkan kasih-Nya kepada Yunus dengan memberi kesempatan pelayanan kedua, meskipun Yunus pernah gagal. Kedua, ketaatan Yunus menjadi berkat bagi sesama. Setelah mendapat perintah Allah, Yunus langsung berangkat ke Niniwe. Ia hanya menyampaikan peringatan bahwa empat puluh hari lagi kota itu akan ditunggangbalikkan Allah (3:4). Kalimat yang sangat sederhana itu direspons oleh penduduk Niniwe dengan pertobatan. Oleh karena itu, pertobatan penduduk Niniwe terjadi karena pekerjaan Allah, bukan karena kehebatan Yunus. Ketiga, pertobatan penduduk Niniwe menghindarkan mereka dari hukuman Allah. Setelah mendengar peringatan yang disampaikan Yunus, seluruh penduduk Niniwe--dari raja sampai kepada segala ternak--langsung berkabung, berpuasa, dan meninggalkan kejahatan. Mereka berseru dengan keras memohon pengampunan Allah. Melihat pertobatan mereka yang sungguh-sungguh, Allah membatalkan malapetaka atas mereka.
Sebagai orang percaya, kita bersyukur karena Allah yang kita sembah adalah maha pengampun. Respons penduduk Niniwe mengajar kita untuk memiliki hati yang peka terhadap kehendak Allah dan cepat bertobat saat menyadari ketidakbenaran dalam kehidupan, jika kita tidak ingin dihukum Allah. Dalam kehidupan Anda, adakah hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah yang harus segera Anda tinggalkan? Pelayanan Yunus mendorong kita untuk lebih bersemangat melayani Allah dan sesama. Pelayanan adalah anugerah. Jangan menunda-nunda atau mengabaikan panggilan pelayanan yang Allah berikan. Allah akan mengurapi pelayanan kita yang tulus untuk menjadi berkat yang besar bagi sesama.