Dalam bahasa Inggris, terdapat dua kata yang menunjuk kepada "rumah" dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu "house" dan "home". "House" menunjuk pada bangunan fisik yang terdiri dari atap, pintu, jendela, dan perabot di dalamnya, serta menjadi tempat berlindung, berteduh, dan beristirahat. "Home" menunjuk tempat berkumpul yang para penghuninya memiliki ikatan emosianal, sehingga mereka bisa mengekspresikan diri secara bebas. Kerinduan Daud adalah menyediakan "rumah"--dalam arti "home"--bagi Allah. Di rumah Allah inilah, seluruh umat Allah berkumpul dan bersekutu satu sama lain, serta menjalin ikatan emosional yang intim dengan TUHAN Allah sambil memuji, menyembah, serta mempersembahkan korban bagi-Nya.
Allah menolak kerinduan Daud untuk mendirikan rumah bagi nama Tuhan, melainkan memberikan wewenang membangun kepada anak yang menjadi pewaris takhta, yaitu Salomo. Sekalipun demikian, Daud tidak kecewa, marah atau mengambek. Sebaliknya, Daud justru mempersiapkan segala keperluan untuk membangun rumah Allah (22:5-11). Daud mulai bekerja dengan mengumpulkan besi, kayu aras, emas, perak, tembaga, dan batu dengan jumlah yang sangat banyak (22:3,4,14) serta menyediakan tukang pahat, batu, kayu, dan tenaga ahli lainnya (22:15-16). Selanjutnya, Daud juga meminta para pembesar Israel turut memberikan dukungan kepada Salomo dalam pembangunan tersebut (22:17). Setelah selesai mempersiapkan semuanya itu, Daud mengingatkan Salomo bahwa ketersediaan sumber daya manusia, finansial, dan sumber daya lainnya yang sangat melimpah tidak akan berguna sama sekali jika Salomo tidak melibatkan TUHAN Allah dan hidupnya tidak setia melakukan ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum yang diperintahkan TUHAN Allah kepada Musa untuk orang Israel. Lagi katanya, "Mulailah bekerja! TUHAN kiranya menyertai engkau!" (22:16).
Daud dan Salomo telah menjalankan tugas masing-masing dengan baik dalam persiapan dan pembangunan Bait Allah. Saat ini, Bait Allah secara fisik telah musnah. Akan tetapi, secara rohani, orang percaya adalah Bait Allah karena Roh Kudus berdiam di dalam diri kita (1 Petrus 2:5; 1 Korintus 3:16). Roh Kudus memuliakan Kristus (Yohanes 16:13-14). Oleh karena itu, kita pun harus meneladani Kristus. Dengan mengarahkan hati, jiwa, dan segenap akal budi untuk mengasihi Tuhan, mulailah bekerja!