Firman Tuhan yang diberikan untuk kedua kalinya mirip dengan pemberitaan yang pertama, seolah-olah kejadian pembangkangan dan penghukuman terhadap Yunus tidak pernah terjadi. Namun, hal ini sebenarnya menyiratkan dua hal: Pertama, anugerah Tuhan berlimpah di dalam kelemahan dan pemberontakan manusia. Yunus sebagai nabi adalah hamba Tuhan yang telah melakukan pelanggaran yang sangat berat, yaitu menolak firman Tuhan. Dalam pasal ini, Tuhan kembali memberi kesempatan kedua kepada Yunus. Tuhan selalu memberi kesempatan bagi kita, sejauh apa pun kita pergi dari hadapan-Nya. Kedua, Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan agar kita menyadari betapa lemah kita dibandingkan Tuhan yang perkasa. Yunus dibuang dalam kegelapan samudera di dalam perut ikan, tanpa sinar matahari, tanpa harapan akan kehidupan. Di tengah kesesakannya, ia berseru dan memohon pertolongan Tuhan. Betapa sering kita harus menjalani penderitaan hidup, sakit parah, atau keuangan terpuruk, hanya supaya kita menyadari bahwa kita memerlukan pertolongan Tuhan.
Sejak kita memanggil Dia sebagai "Tuhan", kita menempatkan diri kita sebagai hamba-Nya. Apa pun yang Tuhan kehendaki harus kita patuhi. Sebagai hamba, kita harus siap kapan pun dan kemana pun Tuhan mau kita pergi. Siapakah Anda yang berani mempertanyakan keputusan-Nya? Namun, betapa sering Ia harus menghancurkan dahulu kekerasan hati dan kesombongan kita melalui penderitaan. Hari ini, jika Anda sedang dalam kesulitan, pergumulan, keterpurukan, sakit-penyakit, sadarkah Anda bahwa Tuhan ingin kita kembali dan taat pada suara-Nya lagi? [PHJ]
"Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu." Mazmur 119: 67